Trending Topik

Latest Post
Tampilkan postingan dengan label Musik. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Musik. Tampilkan semua postingan

Keindahan Objek Wisata Bukit Khayangan, Pukau Pengunjung Objek Wisata Sering Yang Mesti Mendapat Perhatian Pemkot

Written By Register Center on Kamis, 02 April 2015 | 12.00



PEMAKAS-POSTKOTA - Bumi Sakti Alam Kerinci dikenal sebagai alam yang memiliki keindahan
masih sangat asri. Bahkan Bukit kayangan diakui bahwa salah satu objek
wisata Kota Sungaipenuh yang kesejukannya yang luar biasa  yang bisa
membawa siapun yang menikmatinya akan terlena dengan keindahan
alamnya.

MIKO ADRI /SUNGAI PENUH

Kurang lengkap jika ada pemuda dan pemudi dua daerah yaitu Kota
Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci yang tidak mengenal pesona Bukit
Khayangan, lokasi objek wisata tersebut merupakan lokasi paporit kaula
muda didua daerah ini untuk bermadu asmara.
Pilihan tersebut dikarenakan Bukit Khayangan memiliki kelebihan
tersendiri dibandingkan wisata yang ada di Kota Sungaipenuh, disamping
pemendangan lepas pengunjung juga akan disuguhkan dengan aura khas
yaitu kesejukan dari mega-mega putih yang menyelimuti seluruh puncak
bukit, seolah-olah anda sedang berada di negeri khayangan.
Karena disisi perbukitan tersebut kerap diselimuti halimun itulah yang
menjadikan khas tersendiri bukit ini hingga dinamakan Bukit Khayangan.
Ketika kabut mulai tersapu angin, keindahan lembah di bawahnya terkuak
jelas, pengunjung dapat melihat panorama keindahan dua wilayah yaitu
Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci yang mengagumkan. Seperti,
Danau Kerinci, belokan sungai ditambah dengan bentangan petak-petak
sawah yang tampak dikelilingi oleh bukit barisan dua daerah ini.
Kesejukan udaranya menjadikan pengunjung semakin betah bertahan
disana. Tidak hanya itu saja, di sebelah utara terhampar lembah yang
di tumbuhi oleh pohon-pohon bambu yang menghijau dan selama dalam
perjalanan yang berbelok dari kaki bukit pemandangan disuguhi
pemandangan yang sangat fantastik.
 Apa lagi saat ini kondisi jalan yang buruk menjadi alasan sepinya
pengunjung. Situasi terbalik yang kini bisa kita buktikan bersama,
bahwa jalan sudah kian membaik bahkan wisatawan juga kian ramai.
Namun lokasi yang  strategis untuk tempat bersantai tetap masih butuh
perhatian pemerintah. Dari Pantauan Post Kota dilokasi objek
wisata. Tampak masih ada fasilitas yang kurang mendapat perawatan
dengan baik seperti jalan setapak dan sejumlah anak tangga ikut
mengiasi lokasi tersebut yang mesti direhab.  Selain itu mesti adanya
pengelola parkir kendaraan dan penjaga keamanan di. Objek wisata
tersebut.
Keasliannya membuat suasana ditempat tersebut menjadi asri dengan
beragam pepohonan tinggi dan rindang. Udaranya juga sangat sejuk dan
tentunya jauh dari polusi hingga membuat para pengunjung menjadi betah
berlama-lama disana.
Disamping itu, di objek wisata ini juga sudah dibangun sebuah pondok
yang berfungsi sebagai tempat bersantai bagi para pengunjung untuk
menikmati pemandangan alam kerinci dari atas bukit khayangan ini.
Wisatawan yang berkunjung ke tempat tersebut tidak hanya wisatawan
local, namun pengunjung juga datang dari berbagai penjuru. Bahkan, tak
jarang wisatawan dari mancanegara yang ingin menikmati keindahan
Pesona bukit khayangan tersebut. (mko)

Mengenal Asal-Usul Tari Rantak Kudo


Foto tarian Rantak Kudo pada Festival budaya Sungaipenuh (foto Miko)


Tarian Kesenian Khas Budaya Asli Masyarakat Hamparan Rawang
Keberadaan seni tari Kota Sungaipenuh ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kota Sungaipenuh lokal dari generasi ke generasi. Tari Rentak Kudo (Rentak Kuda) adalah tari tradisional kerakyatan dari daerah Kerinci, Khususnya Kota Sungaipenuh tepatnya berasal dari daerah Hamparan Rawang sejak tahun 1970.
MIKO ADRI - Sungai Penuh
SUNGAIPENUH- Tarian ini dikenal sebagai "Tari Rentak Kudo" karena gerakannya yang menghentak-hentak seperti kuda. Dulunya tarian ini dipersembahkan untuk merayakan hasil panen pertanian di daerah Kerinci yang secara umum adalah beras (padi) dan dilangsungkan berhari-hari tanpa henti. Kadang bila dilanda musim kemarau yang panjang, masyarakat Kerinci juga akan mementaskan kesenian ini untuk berdoa kepada Yang Maha Kuasa (menurut kepercayaan mereka masing-masing).
Tingginya penghormatan terhadap perayaan seni dan budaya KERINCI ini pada zaman dahulu sangat kuat sehingga dipercaya bahwa dalam setiap pementasan seni budaya ini getaran dan hentakan tari Rantak Kudo bisa terasa hingga jarak yang sangat jauh dari lokasi pementasan.
“Dulunya tari ini bertujuan untuk melestarikan pertanian dan kemakmuran masyarakat, untuk menunjukkan rasa syukur masyarakat Kerinci baik dalam musim subur maupun dalam musim kemarau untuk memohon berkah hujan,” Ujar Yefrizon salah seorang Seniman muda asal Hamparan Rawang yang juga menjabat Kabid Kebudayaan Disporabudpar Kota Sungaipenuh.
Yefrizon juga mengaku bahwa meskipun telah ada banyak tulisan yang menuliskan tentang asal-usul Tari Rantak Kudo, belum ditemukan sumber yang benar-benar menjelaskan asal-usul seni budaya ini. Namun hal ini diperkirakan karena sejarah Tari Rantak Kudo ini diperkirakan telah ada sejak lama sekali di daerah Kerinci yang kini telah terbagi menjadi dua wilayah pemerintahan, yaitu Kabupaten Kerinci dan Kota Sungaipenuh.
Menurut seniman-seniman senior (tua), kesenian ini telah dipelajari dan di laksanakan jauh sebelum mereka lahir. Rentak Kudo (Rentak Kuda) adalah tari tradisional kerakyatan dari daerah Kerinci, Khususnya Kota Sungaipenuh yang  berasal dari daerah Kecamatan Hamparan Rawang sejak tahun 1970. Namun asal-usulnya kini malah sengaja dikaburkan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab. Diduga hal itu bisa terjadi dikarenakan seiring perjalanan waktu dan kurangnya perhatian dari sejarawan setempat.
Keberadaan seni tari khas Sungaipenuh-Kerinci ini terus di jaga secara turun-temurun oleh seniman budaya Kerinci lokal dari generasi ke generasi. Seni budaya ini sangat identik sekali dengan bahasa dan gaya bahasa asli masyarakat Kecamatan Hamparan Rawang, dalam menembangkanya nyayian untuk mengiring kesenian dan tarian rentak Kudo Biduan bisa mengambil lirik dari pantun yang berbahasa khas Rawang yang digunakan dalam mendendangkan lagu yang mengiringi gerakan tarian yang  biasa disebut pengasuh.
Dulunya Tari Rantak Kudo dimainkan hanya diiringi alat musik gendang dan di iringi oleh nyayian yang berisi pantun-pantun oleh pengasuh. Namun seiring perkembangan zaman, saat ini tarian ini malah kian sering ditampilkan dengan diiringi Organ tunggal, bahkan lirik yang mengiringi pantunpun kian banyak dan berkembang.
Para penari terdiri dari pria dan wanita yang menari dengan gerakan yang khas, yaitu kombinasi dari gerakan silat "langkah tigo" (Langkah Tiga") dan tari. Biasanya tarian ini juga dipentaskan dengan pembakaran kemenyan tradisional upacara ritual yang membuat penari semakin khidmat dalam geraknya, bahkan kadang-kadang ada di antara penari yang mengalami kesurupan.
Saat ini, tidak hanya biasa dipentaskan dalam acara-acara adat dan acara resepsi pernikahan adat diwilayah Kota Sungaipenuh dan Kabupaten Kerinci. Bahkan tarian ini sudah kian sering digelar di Luar sumatra dan tidak jarang tarian ini dipentaskan di kegiatan yang berlabel nasional.maupun diSalah satu lirik lagu di dalam pantun yang bersahut-sahutan adalah : "Tigeo dili, empoak tanoh rawoa. Tigeo mudik, empoak tanoh rawoa" (Bahasa Indonesia: "Tiga di Hilir, Empat dengan Tanah Rawang. Tiga di Mudik, Empat dengan Tanah Rawang").
Lirik tersebut menceritakan sebuah kisah pada zaman nenek moyang suku Kerinci dahulu kala, di kala pemerintahan para Depati (Adipati), Tanah Hamparan Rawang merupakan pusat pemerintahan, pusat kota dan kebudayaan di kala itu, yaitu dalam lingkup Depati 8 helai kain yang berpusat di Hiang (Depati Atur Bumi) dimana Tanah Hamparan Rawang merupakan tempat duduk bersama (pertemuan penting dalam adat Kerinci)**

Wako Serahkan Bantuan Kebakaran SMP2

Written By Register Center on Rabu, 04 Februari 2015 | 03.47

SUNGAIPENUH - Walikota Sungai penuh, H Asafri Jaya Bakri didampingi sejumlah pejabat Kota Sungai Penuh, Kamis (11/12) meninjau dan sekaligus menyerahkan bantuan bagi korban kebakaran yang juga menghanguskan sejumlah ruang belajar SMPN 2 Sungai Penuh.
Kebakaran yang terjadi Senin malam Selasa (8/12) lalu itu menghanguskan 7 ruang belajar SMPN 2 Sungai Penuh dan sejumlah fasilitas belajar lainnya serta rumah warga yang dihuni 4 KK. 
Dihadapan kepala sekolah dan warga yang menjadi korban kebakaran, Walikota mengingatkan agar musibah kebakaran yang terjadi tidak sampai memukul semangat untuk terus bekerja dan berusaha. "Jadikan cobaan ini sebagai pemicu agar kita lebih dekat dengan Tuhan Yang Maha Esa," sebut Walikota.
Terkait 7 (tujuh) bangunan ruang belajar SMPN 2 yang ikut dilalap api, Walikota menegaskan Pemkot Sungai Penuh akan mengambil langkah-langkah segera. "Kita sudah komunikasikan dengan pihak pusat, semoga segera ada kejelasan tindak lanjut," sebut Walikota.
Selain itu, Walikota juga menegaskan kesiapan pemerintah untuk menganggarkan pembangunan bangunan ruang belajar SMPN 2 dalam APBD 2015 jika tidak diperoleh kepastian bantuan dari pusat.
Bantuan bagi korban kebakaran yang diserahkan Walikota terdiri dari beras, selimut, pakaian, terpal, alat-alat rumah tangga dan bantuan lainnya.
Selain Pemkot Sungai Penuh, Bazda Kota Sungai penuh juga turut memberikan bantuan bagi korban kebakaran berupa uang yang diserahkan langsung Ketua Bazda Kota Sungai Penuh.
 
Kontak Redaksi : redaksi | IKLAN : admin | BOX REDAKSI
Copyright © 2015. Rakyat Bisa News - All Rights Reserved
Rakyat Bisa .web .id
Proudly powered by MK