“PSSI tidak boleh egois dalam menentukan sikap dan menentukan aturan, semua harus dikonsultasikan dengan pemerintah, baik melalui KONI maupun melalui Menpora,” ujar Rudy kepada wartawan, Senin (20/4).
Rudy menegaskan, jika PSSI taat dengan aturan yang berlaku, maka tidak seharusnya melakukan Kongres Luar Biasa (KLB), sehingga tidak membuang-buang energi. PSSI, menurut Rudy, seharusnya taat aturan Negara.
”PSSI itu sudah dibekukan pada 17 April lalu, seharusnya tidak usah melakukan kongres dan membentuk kepengurusan baru,” ucapnya.
Lebih lanjut ia mengatakan, PSSI dan Menpora harus segera duduk bersama untuk menyelesaikan masalah terjadi. PSSI, lanjut Rudy, tidak boleh memaksakan keinginan sendiri, pasalnya organisasi PSSI itu berada di bawah naungan pemerintah. “PSSI jangan hanya mengikuti aturan FIFA saja, aturan negara juga harus ditaati,” lanjutnya.
Terkait pembekuan PSSI ia berharap agar Menpora segara berkoordinasi dengan FIFA, untuk melaporkan kondisi persepakbolaan Indonesia saat ini. Koordinasi itu untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan terjadi di persepakbolaan di Indonesia.
“Menpora harus tetap melanjutkan kompetisi dengan menunjuk tim pelaksana, bisa KONI atau KOI. Pembinaan tim nasional terus dilakukan agar nantinya bisa menjuarai Sea Games maupun Asian games mendatang,” tegasnya.
Dihubungi terpisah Ketua Umum Persis Solo Paulus Haryoto, mengaku kecewa dengan pembekuan PSSI. “Pembekuan PSSI itu dampaknya sangat besar bagi persebakbolaan di Indonesia. Tim-tim ISL maupun tim yang berkompetisi di kasta di bawahnya semuanya menjadi korban,” tegas Paulus. (ars/pra)
Sumber :bola.net


Posting Komentar